DICURI INJURY TIME
JAYAPURA - 20/10/08. Hampir saja, Arema mengakhiri pesta tujuh kali kemenangan beruntun yang diraih Persipura. Karena hingga menit 96 (berdasarkan catatan waktu ofisial Arema), skuad Singo Edan berhasil menahan imbang Persipura. Tapi petaka itu muncul justru di injury time yang setengah dipaksakan. Meski dalam catatan perangkat pertandingan, gol terjadi pada menit 90+1. Yakni saat heading Victor Igbonefo, berhasil bersarang ke gawang M Yasir.
Bagaimana tidak dipaksakan. Pertandingan seharusnya sudah selesai tiga menit sebelum gol itu terjadi. Kemudian proses terjadinya gol itu juga kontroversi. Sesaat setelah Eduard Ivakdalam mengambil corner kick, bola lambung itu akan disambut Yasir. Tapi salah satu pemain Persipura menarik kaos Yasir hingga terjatuh. Wasit Andi Hafid Maulana, membiarkan kondisi itu, sampai akhirnya Victor berhasil menyambut bola yang seharusnya bisa diamankan Yasir dengan kepalanya.
Meski pemain Arema protes, tapi wasit tetap mengesahkan gol tersebut. Menariknya lagi, saat pemain Arema akan memulai pertandingan lagi, wasit langsung meniup peluit tanda pertandingan berakhir.
Padahal, kalau saja Arema berhasil menahan imbang Persipura, itu berarti Arema menjadi tim kedua yang berhasil mencuri poin di Stadion Mandala Jayapura. Sebelumnya, Persijap yang berhasil mencuri poin dengan menahan imbang 1-1.
Jika melihat dua lawan sebelumnya, yakni Persik Kediri dan Persija Jakarta, yang digunduli Persipura masing-masing 5-0 dan 6-0, hasil yang diraih Arema tidak terlalu jelek. Wajar jika manajemen Arema tetap memberikan acungan jempol untuk pemain-pemain Arema.
Sangat susah bisa mencuri poin di Jayapura. Anda bisa melihat sendiri bagaimana pertandingan tadi. Kita seharusnya bisa dapat satu poin,’’ kata Gusnul Yakin, pelatih Arema, kepada Malang Post, usai pertandingan.
Sebelumnya, gawang Arema berhasil dibobol Erens Jeremiah menit 46. Gol tersebut sangat cantik, karena dicetak dari jarak jauh dengan tendangan keras yang tak mampu dibendung Yasir.
Namun sepuluh menit kemudian, giliran Hendra Ridwan yang melakukan hal sama. Hendra juga mencetak gol lewat tendangan keras juga dari jarak yang hampir sama jauhnya.
Andai saja tidak melalui tendangan jarak jauh, bukan mustahil Arema akan kesulitan mencetak gol. Pasalnya, tercatat dua kali serangan balik yang bersih, tapi wasit selalu menganggap offside.
Tak heran jika Emaleu Serge hanya bisa geleng-geleng kepala. Padahal, dalam counter attack tersebut, dua kali Serge coming from behind, saat menerima umpan lambung Esaiah Pelo Benson. Melakukan protes pun, juga tidak membawa hasil.
Singo Edan sendiri, kemarin memang tampil dengan kesabaran yang sangat tinggi. Mereka tidak terpancing provokasi pemain Persipura. Termasuk pancingan untuk keluar dari daerah pertahanan. Arema, benar-benar mengandalkan counter attack.
Selain itu, Arema juga berhasil mematikan pergerakan para gelandang Persipura, yang berdampak pada suplai bola untuk striker Persipura menjadi berkurang.
Arema tidak tampil bagus. Mereka memakai negative football. Jadi, sangat menyulitkan kami untuk bisa mencetak gol. Kalau saja mereka bermain seperti Persik dan Persija, kami pasti bisa buat gol yang banyak, kata Jacksen F Tiago, arsitek Persipura.
Bahkan karena strategi yang dipakai Arema itu pula, Jacksen sempat terlihat marah-marah terhadap pemainnya, yang dianggap terlalu terburu-buru untuk mencetak gol.
‘’Sudahlah, Mas. Sangat sulit bisa mencuri poin di Jayapura. Kami sudah sering melihat bagaimana Persipura bertanding. Mereka selalu banyak diuntungkan wasit. Kalau tidak, bisa-bisa Arema tidak pulang, karena Persipuramania, tidak mau timnya sampai imbang. Apalagi kalah,’’ kata Bagus, Aremania Jayapura. (mpost)