DUA laga perdana Indonesia Super League (ISL) 2008/2009 pascalibur Lebaran yang bakal berlangsung di Papua diprediksi berjalan panas. Yakni, duel Persipura Jayapura kontra Persela Lamongan dan laga Persiwa Wamena melawan Persija Jakarta.
Prediksi itu mengemuka mengingat posisi masing-masing tim di klasemen sementara. Lazimnya, laga bertensi tinggi disikapi Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) dengan menerjunkan wasit terbaiknya.
Namun, kali ini BLI rupanya mengabaikan hal tersebut. Pasalnya, partai Persipura lawan Persela dan laga Persiwa lawan Persija tidak dipimpin oleh wasit terbaik BLI, yakni Jimmy Napitupulu dan Purwanto. Laga Persiwa kontra Persija akan dipimpin Olehadi. Sedangkan duel Persipura lawan Persela diserahkan ke wasit bermasalah, Jajat Sudrajat.
Seperti diketahui, kepemimpinan Jajat sering mengundang protes, bahkan memicu kerusuhan. Yang masih segar dalam ingatan adalah kerusuhan di Stadion Brawijaya, Kediri, pada 16 Januari lalu, saat Arema Malang melawan Persiwa di babak delapan besar. Ketika itu, Aremania (suporter Arema) mengamuk lantaran kecewa dengan kepemimpinan Jajat.
"Tapi, perlu dicatat bahwa selama ini ISL tidak bermasalah dengan kepemimpinan Jajat. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak menurunkannya di pertandingan bertensi tinggi," kilah Joko Driyono, direktur kompetisi BLI.
Dia menambahkan, BLI tidak ingin terpengaruh stigma publik dalam menugaskan wasit. Meski mengakui bahwa kualitas wasit di Indonesia tidak seluruhnya baik, BLI selalu berpandangan positif terhadap kinerja wasitnya. Selain itu, BLI berpedoman pada kode daerah dalam menerjunkan wasitnya.
"Kami jelas tidak bisa menugaskan Purwanto di pertandingan Persipura lawan Persela. Sebab, Purwanto dan Persela sama-sama berasal dari Jawa Timur. Begitu pula Jimmy Napitupulu di pertandingan Persiwa lawan Persija," urai Joko.
Tapi, bukankah penugasannya bisa dipindah? Misalnya, Jimmy memimpin partai Persipura lawan Persela, sedangkan Purwanto bertugas di laga Persiwa kontra Persija.
"Kami memberikan tugas berdasar banyak pertimbangan. Kami tidak ingin terjebak dengan pandangan publik. Bagaimanapun, kami harus memberikan kepercayaan kepada wasit lainnya untuk memimpin pertandingan dengan tensi tinggi," tutur Joko. (JP)
kamsudmu opo ... dasar plin-plan