Siap Bersaing Merebut Starter Inti

Pemain elegan Arema Ronny Firmansyah terancam kehilangan tempatnya sebagai pemain inti. Kebijakan pelatih Bambang Nurdiansyah untuk merekrut dua gelandang asing, Soulaymane Traore dan Esaiah Benson di kompetisi Indonesia Super League (ISL) membuat kedudukannya tergeser. Itu karena posisi kedua pemain mancanegara itu sama dengan posisi yang selama ini menjadi spesialisasinya. Ancaman bakal duduk di bangku cadangan sudah dirasakan pemain berusia 27 tahun tersebut.

Logikanya, sebuah tim di Indonesia tentu tidak akan membeli pemain asing jika hanya dijadikan pemain cadangan. Demikian juga dengan ketika Arema memutuskan untuk mengontrak Esaiah Pello Benson dan Souleymane Traore.

Bambang selama ini bisa dibilang selalu menampilkan formasi 4-4-2. Itu artinya untuk lini tengah dia memasang empat gelandang. Dua gelandang tengah diplot ke Souleymane dan Benson. Sedangkan dua gelandang sayap sepertinya tak akan lepas dari genggaman Arif Suyono dan Fandy Mochtar.

Bagi Ronny, kondisi tersebut bisa dibilang sulit. Sebab pada musim lalu saat Arema diasuh Miroslav Janu, nyaris namanya selalu menjadi starter. Sedangkan untuk musim ini, mungkin namanya akan menjadi starter bila ada salah satu gelandang asing itu yang absen. "Ya mau gimana lagi. Semua terserah kepada keputusan pelatih (Bambang). Saya bisa menyadarinya," ucap Ronny.

Kendati demikian bukan berarti dia harus patah arang. Pemain yang masih melajang tersebut tetap akan bersikap profesional dengan berlatih semaksimal mungkin. "Persaingan dengan pemain asing sangat berat. Tapi, saya tetap akan mencoba mengeluarkan kemampuan terbaik saya," lanjutnya.

Apalagi, di posisi gelandang, dirinya tak hanya bersaing dengan dua pemain asing. Tapi juga harus bersaing dengan gelandang-gelandang lokal berkualitas. Sebut saja seperti Ahmad Sembiring Usman, Hendra Ridwan, dan Muhammad Bahtiar.

Menurutnya, siapapun pemain yang ditunjuk pelatih untuk tampil dalam sebuah laga harus menunjukkan kemampuan terbaiknya. Untuk memenangkan sebuah pertandingan tak hanya perlu teknik ataupun skill tinggi, tapi juga memerlukan semangat dan motivasi. Dan yang tak boleh dilupakan adalah menjaga kekompakan antarpemain sehingga kerja sama di lapangan bisa berjalan dengan baik. (JP)