BABAK BELUR

PALEMBANG – 09/02/09. Mungkinkan bayang-bayang Liga Indonesia IX, ketika Arema terpaksa terdegradasi ke Divisi I, bakal terulang? Bisa jadi kondisi terburuk dalam sejarah sejak Arema berdiri itu, bakal kembali terjadi saat ini. Di saat Arema berada di Indonesia Super League (ISL).

Bagaimana tidak, di Stadion Jaka Baring Palembang, Singo Edan dipermalukan tuan rumah dengan skor telak 4-0 (2-0). Bahkan kekalahan semalam, adalah kekalahan paling telak yang diterima Arema sejak dikalahkan Persija 1-4 di Stadion Gajayan di Ligina IX. Dengan kekalahan tersebut, membuat posisi Arema semakin terpaku di papan bawah. Selain itu, Arema juga terus melanjutkan trend negatif di putaran kedua, setelah sebelumnya di Stadion Kanjuruhan, anak asuh Gusnul Yakin ini, dibuat malu oleh Persik Kediri.

‘’Mugo-mugo ae, Sam. Gak degradasi. Wes osi bertahan nang Superliga ae, wes ciamik. Wes, ajur…. Arema tewur,’’ teriak beberapa Aremania, sambil berlalu dari halaman kantor redaksi Malang Post.

Ya, semalam, Arema nyaris bermain tanpa pola yang jelas. Terutama di sisa 40 menit, plus lini belakang yang kerap tampil tak disiplin. Terlebih kekalahan tersebut diwarnai dengan blunder kiper M Yasir menit ke-32 yang melahirkan gol kedua tuan rumah.
Peluit babak pertama ditiup wasit Aeng Suherlan tim tuan rumah langsung melakukan penetarsi ke daerah pertahanan Arema lewat duet Afro, Richard Anoure Obiora-Keith Kayamba Gumbs.

Meski terus melancarkan serangan, namun para pemain Sriwijaya FC hingga usia pertandingan memasuki 20 menit, tak satu pun peluang mereka hasilkan gol. Kondisi itu tak lepas dari ketatnya pertahanan berlapis tim Singo Edan yang digalang Suroso, Erick Setiawan, dan Hendra Ridwan membentengi kiper M Yasir.

Lepas 20 menit babak pertama, para pemain Arema mulai mampu keluar dari tekanan lawan dan balik menekan lawan. Paticio Morales dibantu Traore Souleymane dan Arif Suyono cukup gencar mendekati zona pertahanan lawan yang dijaga Charis Yulianto, Tsimi Jaques, dan Tony Sucipto serta penjaga gawang asal Palu, Ferry Rotinsulu.

Tim asuhan Gusnul Yakin itu, ganti memaksa lawan harus bermain di zonanya sendirinya. Keasyikan menyerang, para pemain Sriwijaya melihat celah lubang pertahanan Arema yang hanya meninggalkan Akhmad Jurfrianto di garis tengah lapangan.

Sebuah serangan balik kilat lewat umpan lambung Isnan Ali, bola langsung mengarah ke kaki rekannya Keith Kayamba Gumbs di dalam kotak penalti Arema. Kalah cepat dengan lawan, Akhmad Jusfrianto yang menempel Gumbs, terlihat wasit menarik kaos dan membuat pemain Afrika itu terjatuh. Hadiah tendangan penalti bagi Sriwijaya FC menit ke-22 tak disia-siakan Ngon A Djam Parfait dan membawa timnya unggul 1-0. Tendangannya mampu memperdaya kiper M Yasir yang bergerak ke kanan dan bola ia tendang ke arah kiri.

Tertinggal 0-1 membuat para pemain Arema berusaha membalas, beberapa kali mereka berusaha membongkar pertahananan lawan. Terlalu banyak berlama-lama dengan bola dan serba ragu begitu mendekati kotak penalti lawan, tak satu pun gol mampu mereka hasilkan. Justru tim tuan rumah yang mengandalkan serangan balik, kembali mampu melesakkan gol tambahan menjadikan skor 2-0 menit ke-32 lewat sontekan Keith Kayamba Gumbs yang tidak terkawal begitu mendapat bola liar.

Kiper M Yasir sebetulnya mampu manghadang bola lambung tendangan Zah Rahan Krangar, namun tangkapan kiper berkepala plontos itu justru terlepas dan bola mental ke depan. Gumbs cukup cerdik menyambar dan menceploskan si kulit bundar menembus gawang Arema.

Masuk babak kedua hampir tak ada perubahan pola permainan anak didik Gusnul Yakin, monoton dan para pemain masih sering mengutak-atik bola terlalu lama, sehingga mudah diserobot lawan. Sriwijaya FC yang didukung sekitar 15 ribu penonton, kembali memperbesar keunggulannya 3-0 ketika usia pertandingan memasuki 59 menit di babak kedua.

Gol ini murni kesalahan pemain belakang Arema yang kembali terlambat menutup pertahanaannya, ketika lawan masuk hingga ke garis 16 meter. Tak hanya miss-communications saja, lini vital tim Singo Edan itu juga lebih banyak terpaku ketika pergerakan dengan dan tanpa bola lawan menusuk pertahanan mereka.

Kecerdikan Ngon A Djam Parfait yang kembali mampu memanfatkan umpan wall passing Keith Kayamba Gumbs, tanpa kawalan lawan pemain ini leluasa saja menjebol gawang Yasir. Praktis setelah kebobolan tiga gol, meski beberapa kali berupaya membongkar pertahanan lawan, akan tetapi alur serangan dan pergerakan pemain-pemain Arema terlalu mudah dibaca dan dimentahkan lawan.

Upaya keras Traore Souleymane dan Pato menit 65 dan 71, finishing touch-nya terlalu terburu-buru dan bola melebar. Begitu pula Pato menit ke-80 yang lepas dari hadangan Tsimi Jaques di sektor kanan pertahanan Sriwijaya FC, tendangannya juga masih melenceng ke kanan.

Masuknya pemain baru Sriwijaya FC menit ke-65, Budi Sudarsono menggantikan Obiera, cukup membuat ketar-ketir pertahanan Arema. Terobosannya menit ke-75 dan 80 nyaris saja membobol gawang Arema, sebelum terperangkap offside.
Bahkan tuan rumah mampu menambah keunggulan 4-0 menit ke-83 melalui tendangan pemain pengganti Alamsyah yang sama sekali tak terkawal pemain-pemain Arema.

Umpang silang melambung Zah Rahan begitu mendapat long passing dari Charis Yulianto langsung dikirim ke tiang jauh gawang Kurnia Mega yang masuk menggantikan M Yasir menit 64. Begitu tenang Alamsyah mencocor gawang Arema tanpa susah payah dan menambah kemenangan timnya 4-0 hingga bubaran 90 menit. (Mpost)

Ya Allah
Kenapa dgn Arema

bosok....bosok

musuh psms kudu menang