Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.



 
IndeksIndeks  portalportal  PencarianPencarian  Latest imagesLatest images  PendaftaranPendaftaran  LoginLogin    

 

 kopas teko milis maneh-dari jawapos........SUKSES BERBISNIS AREMA

Go down 
3 posters
PengirimMessage
tom_mad
PELATIH KEPALA
PELATIH KEPALA
tom_mad


Jumlah posting : 2444
Join date : 24.06.08
Lokasi : nahelop nang samarinda...

kopas teko milis maneh-dari jawapos........SUKSES BERBISNIS AREMA Empty
PostSubyek: kopas teko milis maneh-dari jawapos........SUKSES BERBISNIS AREMA   kopas teko milis maneh-dari jawapos........SUKSES BERBISNIS AREMA I_icon_minitimeTue Oct 28, 2008 8:48 am

Sukses Berbisnis Arema


Sebelum jatuh sanksi Komisi Disiplin PSSI bahwa Aremania dilarang memakai kostum dalam pertandingan resmi selama dua tahun, laga Arema selalu diwarnai lautan biru. Ya, hamparan biru itu berasal dari merchandise Arema seperti kaus dan slayer. Siapa pioner lautan biru itu?

Liga Kansas 1998. Arema, tim kebanggaan kera-kera Ngalam, tengah bertanding menjamu tamunya di Stadion Gajayana. Beribu-ribu suporter Aremania datang ke Gajayana untuk memberikan dukungan terhadap Arema.

Salah satu di antara Aremania itu, ada sosok bernama Ivan Syahrul. Bukan sekali itu saja Ivan datang ke Gajayana guna men-support tim kesayangannya bertanding. Tiap Arema bermain di kandang, Ivan hampir tak pernah absen mendukung.

Namun, partai itu punya nilai plus tersendiri bagi Ivan. Sebab, inspirasinya untuk menciptakan kostum buat suporter memuncak. Dia sudah tak tahan merealisasikan impiannya melihat Aremania di tribun selatan Gajayana tak henti-henti memberikan semangat buat tim kesayangannya tapi tanpa kostum yang sama. Di benak Ivan, kekompakan dalam bernyanyi maupun meneriakkan yel-yel Arema terasa kurang karena tidak dilengkapi kostum yang sama.

Berpijak dari situ, Ivan bertekad bahwa kostum untuk Aremania yang menandai jiwa kebersamaan harus tercipta sebelum pertandingan Arema selanjutnya. Dia juga merancang aksesori selain kaus. Bagi Ivan, harus ada merchandise lain yang menjadi lambang kebanggaan tim berjuluk Singo Edan tersebut. "Saya pun mencoba membuat kaus dengan desain replika kostum pemain. Saat itu saya buat 30 kaus dengan harga jual Rp 25 ribu," ujar jebolan SMA Islam Malang tersebut.

Di luar dugaan, dari informasi mulut ke mulut, produk pertamanya tersebut mendapat sambutan hangat dari Aremania. Dalam waktu hitungan hari, produknya dikenal meluas di kalangan Aremania. Barang dagangan sejumlah 30 t-shirt ludes. Tak ayal, Ivan pun kembali membuat t-shirt dengan desain tetap menyertakan Arema, namun dibuat lebih bervariasi dan jumlah lebih banyak.

"Saya masih ingat betul, mungkin ini peristiwa dalam hidup saya yang tidak akan pernah saya lupakan. Barang masih saya buat (t-shirt), eh pembelinya sudah antre. Begitu datang, 40 t-shirt hanya sepuluh menit habis terjual," kata ayah satu anak ini. Masih lekat di benaknya, ketika itu Arema akan menjamu Persebaya.

Tahun 1998 itu sekaligus menjadi tonggak sejarah bisnis "Arema" oleh Ivan. Produk t-shirtdengan replika kostum pemain Arema menjadi karya pertama di Malang. Alasannya, saat itu belum ada satu pun orang yang membisniskan t-shirt seperti buatannya. Melihat perkembangan bisnis t-shirt itu amat pesat, Ivan pun merasa perlu menciptakan merek. Akhirnya nama Ultras dengan lambing cakar lahir sebagai bendera bisnis. "Mengapa saya pilih Ultras, itu ada ceritanya lho," kenang pria yang sempat mengenyam pendidikan S-1 jurusan Ilmu Komunikasi UMM namun belum sempat lulus ini.

Setiap kali menyaksikan pertandingan sepak bola di televisi, tulisan Ultras selalu terlihat di belakang gawang. Setelah ditelisik lebih mendalam, Ultras mengandung makna suporter fanatik. Kata itu lantas dicomotnya sebagai merek produk. "Sayang, bisnis saya yang langsung melejit ini cuma bertahan tiga bulan (November-Desember) . Padahal, saya sudah bisa menyewa bedak di Gadang," ungkapnya.

Singkat dia menyebut, tumbangnya usahanya tersebut karena kesalahan manajemen. Secara terperinci, Ivan enggan menguraikannya. "Pokoknya itu peristiwa kelabu dalam hidup saya. Sudah usaha tutup, saya pun harus menanggung utang ke penjahit yang jumlahnya cukup besar saat itu. Apa yang saya miliki pun saya jual untuk menutup utang-utang," ujar pria 31 tahun ini.

Namun, asa untuk menjadi pebisnis tak pernah padam. Meski beban yang ditanggung kala itu cukup berat, Ivan kembali melangkah. Bermodal Rp 300 ribu yang diakui merupakan uang pinjaman dari teman-temannya, dia mencoba bangkit. Tepat pertengahan 1999, Ivan mengawali kebangkitan usahanya. Merek Ultras tetap dia usung.

Tak tanggung-tanggung, dengan menambah utang Rp 1,5 juta, Ivan memberanikan diri menyewa ruko di Jl Trunojoyo 33 A yang sampai sekarang bertahan sebagai counter barang dagangannya. "Saya bondo nekat (modal nekat) saja. Bayangkan cuma memiliki 30 t-shirt,saya berani melakukan spekulasi lebih besar. Untuk memenuhi toko, saya pinjam barang-barang dagangan teman yang memiliki usaha sama meski bukan merchandise Arema. Yang penting, barangnya bisa memenuhi toko," ujar anak kedua dari tiga bersaudara ini.

Setiap pagi barang diambil dan malam dikembalikan kepada temannya. Begitu seterusnya, sampai akhirnya usahanya tersebut pelan-pelan kembali berkembang. Dua ruko meski masih berstatus menyewa kini dikelolanya. Hanya saja, barang-barang yang dipajang sudah tidak lagi meminjam, tetapi punya Ivan sendiri melalui pengembangan modal. Selain di Jl Trunojoyo, Ivan membuka counter di Jl B.S. Riyadi yang merupakan pindahan dari Jl Bendungan Sutami.

"Ya, Alhamdulillah omzet lumayan. Tapi maaf saya tidak bisa menyebutkan. Nanti dikiranya sombong. Yang jelas mencukupi untuk biaya operasional plus gaji delapan karyawan," ungkap Ivan.

Dari usaha merchandise itu pula, Ivan membawa keluarganya hidup berkecukupan. Dia juga membiayai kuliah adiknya. Rumah di kawasan Sawojajar yang kini ditempat bersama keluarganya juga hasil jerih payahnya dari usaha menjual merchandise Arema.

Usahanya yang sudah berkembang tersebut tak sampai melupakan Ivan akan sejarah. Semua karena Arema. Sebab, dari beragam produk yang dijualnya, sebagian merupakan aksesori Arema. "Saat zamannya Abah Gandi (almarhum Gandi Yogatama) menjadi manajer Arema, saya pernah menawarkan kepada beliau. Intinya, apa yang bisa saya perbuat untuk Arema. Bagaimanapun bisnis saya bisa besar juga karena Arema," ucapnya.

Lewat Gandi, Arema membukakan pintu untuk Ivan. Sebagian penghasilan yang diterima lantas disisihkan untuk mbandani Arema. Ivan membuatkan kostum untuk di dalam dan di luar lapangan bagi pemain plus ofisial. Itu meliputi kemeja, seragam pertandingan home-awaysebanyak empat macam, kostum pemanasan, dan kostum keseharian. (happy dy/lazuardi firdaus/yn)
Kembali Ke Atas Go down
http://www.webzuhri.blogspot.com
rey AremaniA Pandaan
PELATIH KEPALA
PELATIH KEPALA
rey AremaniA Pandaan


Jumlah posting : 3639
Join date : 24.06.08
Lokasi : Pandaan tpi idreg ndek Ngalam

kopas teko milis maneh-dari jawapos........SUKSES BERBISNIS AREMA Empty
PostSubyek: Re: kopas teko milis maneh-dari jawapos........SUKSES BERBISNIS AREMA   kopas teko milis maneh-dari jawapos........SUKSES BERBISNIS AREMA I_icon_minitimeTue Oct 28, 2008 9:36 am

Manteb mad kopas mu
Teruskan perjuanganmu
Kembali Ke Atas Go down
lion shadow
Admin
Admin
lion shadow


Jumlah posting : 1111
Join date : 24.06.08
Lokasi : kota penghasil panda

kopas teko milis maneh-dari jawapos........SUKSES BERBISNIS AREMA Empty
PostSubyek: Re: kopas teko milis maneh-dari jawapos........SUKSES BERBISNIS AREMA   kopas teko milis maneh-dari jawapos........SUKSES BERBISNIS AREMA I_icon_minitimeTue Oct 28, 2008 10:47 am

tak tambahi cakmad

Enggan Patenkan Ultras


Ivan Syahrul tak begitu merisaukan meski merchandise Arema sekarang ini sudah banyak ditiru orang. Produk merchandise Arema bak menjamur di bumi Malang. Begitu mudah pembeli mendapatkan aksesori tim berlogo kepala singa itu. Selain di counter milik Ivan, di sejumlah pedagang kaki lima pun, merchandise Arema gampang didapatkan. Beragam aksesori mulai t-shirt, syal, dan kerpus, dijajakan pedagang.

"Mau bagaimana lagi. Tapi saya senang karena karya saya menjadi sumber rezeki banyak orang. Toh, rezeki sudah ada yang mengatur," ungkap Ivan santai. Hanya, dia meyakini, sebagian orang yang meniru produknya sudah mengetahui bahwa merchandise Arema pertama dibuat Ultras.

Malah Ivan tak ingin untuk mematenkan produknya tersebut. Rasa pesimistis justru membayangi Ivan ketika banyak orang menyarankan agar produknya dipatenkan. "Buat apa dipatenkan segala. Biar berjalan alami. Percuma saja saya patenkan, toh konsumen membenarkan (pembajakan). Buktinya, banyak merek terkenal seperti Lea dan Levis yang dibajak tapi konsumen juga mencarinya," ungkapnya.

Selain itu, dia menilai hukum di Indonesia belum mampu menyentuh pelaku-pelaku pembajakan. Ini juga yang mengundang kritik tajam Ivan terhadap pemerintah. Saat ini pemerintah begitu gencar menyosialisasikan pencetus produk agar mematenkan. "Kenyataannya, mana ada kasus pembajakan yang disidangkan. Prinsipnya, saat ini belum terpikir (mematenkan merek). Entah nanti kalau hukum lebih ditegakkan," ucap dia.

Walau begitu, Ivan bukan lantas berhenti memainkan strategi bisnis. Di saat produknya sudah dikenal masyarakat luas, Ivan menggeser pada produk-produk limited edition. Barang-barang yang dibuatnya tidak mau dinilai "pasaran". Desain dibuat sedemikian rupa dengan unsur menonjolkan keunikan dan jumlah terbatas. "Saya membangun image pada produk-produk berkualitas. Harganya jelas lebih mahal. Tak menjadi soal karena konsekuensi memang begitu," kata Ivan.

Untuk tetap menggerakkan roda bisnisnya, produk-produk yang dibuat bukan melulu merchandise Arema. Sekitar 40 persen dia membuat produk untuk kepentingan fashion dengan segmen lebih ada kawula muda. "Istilahnya bisnis clothing. Saya sengaja memvariasikan produk karena tidak mungkin kalau hanya mengandalkan merchandise Arema," ujarnya.

Pengalaman selama menekuni bisnis merchandise ini tak luput dari pasang surut. Terutama saat Arema kalah bertanding atau skorsing terhadap Aremania yang dilarang menggunakan atribut dalam pertandingan resmi selama dua tahun akibat insiden di Kediri. "Saya rasa yang membuka usaha merchandise terkena dampaknya. Tapi saya tidak begitu kaget karena saya sudah menyiasati lebih awal. Membuat produk lain," ungkap Ivan. (hap/fir/yn)
Kembali Ke Atas Go down
http://ongisnade.friendhood.net
Sponsored content





kopas teko milis maneh-dari jawapos........SUKSES BERBISNIS AREMA Empty
PostSubyek: Re: kopas teko milis maneh-dari jawapos........SUKSES BERBISNIS AREMA   kopas teko milis maneh-dari jawapos........SUKSES BERBISNIS AREMA I_icon_minitime

Kembali Ke Atas Go down
 
kopas teko milis maneh-dari jawapos........SUKSES BERBISNIS AREMA
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» kopas teko milis maneh...
» Arema Dihabisi PSSI "kopas dari milis"
» kopas teko tonggo sebelah...
» dari jawapos Banur Tangani U-19 dan U-21
» dari www.jawapos.co.id Lebih Garang di Tandang

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
 :: NEWS AND OPINION :: DISKUSI SEPUTAR BOLA-
Navigasi: